Internet Membuat Anda Semakin Bodoh
STABAT (Langkatoday) - Saya mengalami keresahan mengenai kondisi sekitar saat ini, banyak orang yang berpendapat sesuai dengan kemauannya saja, mengutip dan memotong sebuah kalimat untuk memperkuat argumentasinya secara sepihak, atau dengan kata lain banyak orang yang mencari pembenaran dari pendapat-pendapat lain atas apa yang ia percayai, sederhananya makin banyak orang sembarangan menelaah dan mencari landasan fikir yang sesuai dengan fikirannya saja.
Istilah ini disebut juga sebagai “bias konfirmasi” yang dikemukakan pertama kali oleh Psikolog asal Inggris yaitu Peter Wason, Bias Konfirmasi yaitu kecenderungan untuk hanya menerima bukti yang mendukung hal yang sudah kita percayai, hal ini menyebabkan seseorang untuk mencari bukti/penjelasan atau hal lainnya untuk menguatkan apa yang iya percayai saja dan berpotensi menuju kepada pembenaran.
Bias konfirmasi ini semakin dikuatkan dengan bertaburnya informasi yang tersaji pada ponsel pintar semua orang, semua bisa mengakses informasi dengan sangat mudah dan cepat namun sangat disayangkan tidak semua orang punya kemampuan untuk menelaah, membandingkan, dan mencerna informasi yang tersaji di internet.
Lebih parah lagi, saya pernah berdialog dengan seseorang yang dengan percaya diri mengatakan “saya mengutipnya dari internet”.
Sepertinya perlu kita sadari bersama bahwa apa yang ada di internet bisa ditulis apa saja dan oleh siapa saja tanpa memperdulikan kebenaran yang ia tulis dan lebih parahnya lagi banyak orang yang tidak perduli atas dampak dari apa yang ia tulis di internet.
Dalam hal ini, kita perlu mendalami lagi persoalan bagaimana menyaring informasi benar dan tidak benar di internet. Sederhananya kita harus mampu melihat kredibilitas penulis dan kredibilitas media yang menyajikan argumentasi tersebut tetapi hal ini sangat tidak sederhana untuk banyak orang, ya! lagi-lagi hal ini disebabkan kurang panjangnya berfikir, menelaah dan disebabkan keegoisan untuk membenarkan pendapatnya sendiri.
Pada zaman internet ini dengan begitu banyaknya konten yang tersaji akan mempermudah seseorang untuk membenarkan kekeliruan argumentasinya dengan data-data ataupun postingan-postingan orang lain di internet yang bernada sama dengan argumentasi yang ia miliki, ditambah lagi jika argumentasinya dikuatkan oleh argumentasi seseorang dengan follower yang banyak, maka ia akan sangat percaya diri akan kebenaran argumentasinya, hal ini membuat diskusi terasa sangat menyebalkan baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Ternyata hal ini telah diungkapkan oleh peneliti psikologi di Cornell University yaitu David Dunning dan Justin Kruger pada Tahun 1999 dengan singkat berarti semakin bodoh Anda, semakin Anda yakin kalau Anda sebenarnya tidak bodoh (efek dunning kruger) atau lebih halus Dunning dan Kruger menyebutnya “tidak berkeahlian” atau “tidak kompeten” tetapi itu tidak mengubah tema utamanya yaitu “mereka bukan hanya salah dalam menyimpulkan dan membuat pilihan; inkompetensi juga merampas kemampuan mereka menyadari kesalahan tersebut”.
Lalu apa dampak selanjutnya yang lebih parah ialah semua orang merasa menjadi pakar dalam hal-hal tertentu atau bahkan dalam segala hal, ini telah terbukti di banyak kasus ketika seseorang mengetahui sedikit hal akan sesuatu hal lalu dia merasa paling tahu akan hal tersebut.
Contoh; ada yang merasa telah mengetahui isi buku hanya dengan membaca sampul buku atau resensi dari buku tersebut, ada seorang yang telah membaca beberapa buku terkait metode pengobatan lalu merasa sudah sepintar dokter, ada seorang yang telah merasa menjadi psikolog dan memberikan nasihat psikologi setelah melihat perbincangan antar psikolog di youtube, dan lebih parahnya lagi ada orang-orang yang mempercayai sebuah teori konspirasi yang bahkan sampai memakan korban jiwa hal ini terjadi pada presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki yang menentang konsensus dunia medis dan tidak mempercayai bahwa AIDS disebabkan oleh virus dan itu menyebabkan 300.000 lebih orang meninggal dan sekitar 35.000 anak lahir dengan HIV positif di Afrika Selatan.
Berkaca dari kasus Thabo Mbeki bahwa kecenderungan berfikir kita atau metode fikir kita akan memberikan dampak yang besar terhadap keputusan, ketika kita menentukan sebuah sikap atau menyatakan sebuah pendapat tidak akan terasa begitu berarti dampaknya jika diaplikasikan pada diri Anda sendiri tetapi ketika Anda dihadapkan pada sebuah keputusan atau argumentasi Anda akan mempengaruhi banyak orang maka Anda akan menjerumuskan diri Anda dan diri banyak orang lain juga, dan jika Anda terus menerus bersikeras dengan pendapat Anda yang sebenarnya jelas mengalami bias konfirmasi dan mengalami efek dunning kruger maka Anda akan semakin terjerumus jauh ke dalam lubang kebodohan.
Tulisan ini didasari dari pengalaman saya membaca buku The Dead Of Expertise (Matinya Kepakaran) Karya Tom Nichols
Penulis: Chairul Ahmad