Parkir Berbayar di Halaman Masjid, Wajar atau Keterlaluan?
STABAT (Langkatoday) - Warga Kota Stabat dibuat heran dengan tarif parkir yang dikenakan di halaman Masjid Amaliyah, yang terletak di kawasan strategis Simpang Bupati Langkat.
Saat ramai-ramainya acara pawai obor, banyak warga datang berbondong-bondong, termasuk keluarga dan anak-anak yang ingin meramaikan kegiatan tersebut.
Namun, keriuhan malam ini sedikit ternoda ketika pengunjung diminta membayar parkir sebesar Rp 10.000. Bukan di mall, bukan di konser musik, tapi di halaman masjid.
Lebih mengejutkan lagi, karcis parkir yang dibagikan justru bertanda “RM Snack Box Boika” — bukan dari pengurus masjid, bukan juga dari instansi resmi.
Masjid Bukan Lahan Komersil
Sebagian besar masjid dibangun di atas tanah wakaf, yaitu hibah permanen yang diberikan untuk ibadah dan kemaslahatan umat. Maka seharusnya, segala bentuk aktivitas di dalam atau di sekitar masjid tetap selaras dengan semangat wakaf: pelayanan, bukan keuntungan.
Kalaupun memang perlu ada tarif parkir, misalnya saat ada acara besar seperti pawai obor, itu sah-sah saja asalkan pengelolaannya jelas. Tujuannya harus untuk mendukung kegiatan masjid, seperti membayar petugas kebersihan, keamanan, atau lampu penerangan.
Kejanggalan yang Perlu Ditindaklanjuti
Masalahnya, tidak ada kejelasan siapa pengelola parkir tersebut. Tidak ada papan informasi, tidak ada tanda resmi dari takmir masjid. Jika benar ada oknum yang memanfaatkan momen keramaian untuk meraup keuntungan pribadi, maka ini patut dipertanyakan, bahkan bisa dikategorikan sebagai pungutan liar.
Jangan Rusak Citra Masjid
Acara seperti pawai obor adalah bentuk semangat umat Islam dengan penuh syiar. Masjid seharusnya menjadi pusat kebersamaan dan kenyamanan. Jangan sampai justru jadi tempat orang merasa terbebani karena parkir yang tidak wajar.
Kalau mau menarik biaya parkir, silakan saja — asal resmi, transparan, dan bermanfaat untuk masjid. Tapi kalau hanya jadi celah untuk cari cuan diam-diam, lebih baik dihentikan sebelum kepercayaan umat hilang.