Dunia Kecam Israel, Gaza Dinyatakan Alami Kelaparan Level Tertinggi
![]() |
Kerabat menunjukkan jenazah bayi berusia tiga bulan, Fadi al-Najjar dari Khan Younis, meninggal dunia akibat kelaparan buatan Israel di Jalur Gaza, Sabtu (19/7/2025). - (activestill.org/x) |
NEW YORK (Langkatoday) - Lembaga Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) resmi menetapkan Gaza masuk dalam status kelaparan level tertinggi, sebuah kondisi yang jarang terjadi dan menandai bencana kemanusiaan akut. Keputusan ini langsung memicu gelombang kecaman internasional terhadap Israel.
Direktur Amnesty International, Erika Guevara Rosas, menyebut kelaparan di Gaza sebagai “konsekuensi langsung dari kampanye kelaparan yang disengaja oleh Israel”. Ia menegaskan, sejarah tidak akan memaafkan dunia jika hanya berdiam diri melihat anak-anak meninggal karena kekurangan makanan yang sebenarnya tersedia, namun diblokade.
“Setiap jam tanpa tindakan internasional yang tegas, semakin banyak nyawa melayang,” kata Rosas.
Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
UNICEF menegaskan kelaparan ini merupakan “tonggak sejarah yang tragis” bagi anak-anak Palestina. Tubuh kurus, bayi yang sekarat karena penyakit bisa dicegah, hingga orang tua yang tak mampu memberi makan anak mereka, menjadi potret memilukan di Gaza.
“Banyak – terlalu banyak – anak-anak yang sudah terlambat diselamatkan,” ujar pejabat darurat UNICEF, Samir Elhawary, dalam pengarahan di PBB.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 272 korban jiwa akibat kelaparan, termasuk 113 anak-anak, dengan kasus terbaru bayi berusia lima bulan yang meninggal di Khan Yunis.
Krisis Kemanusiaan dan Tuduhan Genosida
Doctors Without Borders (MSF) memperingatkan serangan intensif Israel yang dibarengi kelaparan menciptakan “pembantaian kemanusiaan”. Kantor Media Pemerintah Gaza bahkan menyebut kondisi ini sebagai bukti genosida dan kejahatan perang.
Badan PBB untuk anak-anak (UNRWA), yang sebelumnya dibubarkan Israel, dinilai sebagai satu-satunya lembaga yang mampu menyalurkan bantuan besar-besaran jika akses dibuka.
Israel Bantah
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak laporan IPC. Ia menyebut klaim kelaparan sebagai “bohong”, seraya menegaskan bahwa Israel tidak punya kebijakan kelaparan.
Namun, data menunjukkan Israel hanya mengizinkan masuk beberapa puluh truk bantuan dalam beberapa pekan terakhir. Jumlah itu dianggap “setetes air” dibanding kebutuhan lebih dari setengah juta warga Gaza yang kini menghadapi kelaparan, malnutrisi, dan ancaman kematian massal.