Dugaan Skandal Rektor UNIVA Labuhanbatu Guncang Dunia Pendidikan Sumut, MATA dan Aktivis Desak Evaluasi Serius
MEDAN (Langkatoday) - Dunia pendidikan di Sumatera Utara tengah diguncang isu serius terkait dugaan skandal yang melibatkan Rektor Universitas Al Washliyah (UNIVA) Labuhanbatu, Basyarul Ulya Nasution. Ia diduga check-in di sebuah hotel di Kota Medan bersama tiga mahasiswi pada Sabtu (31/5), yang kemudian memicu gelombang kritik dan desakan evaluasi dari berbagai kalangan.
Direktur MATA (Masyarakat Transparansi) Pelayanan Publik, Abyadi Siregar, angkat bicara menyikapi kabar ini. Ia menekankan pentingnya menjaga marwah lembaga pendidikan sebagai pusat moralitas, etika, dan adab.
“Melalui para guru, kita belajar bukan hanya ilmu, tapi juga moral dan etika. Pengelola lembaga pendidikan seharusnya menjadi teladan, bukan malah mencoreng nama baik lembaganya,” ujar Abyadi, Sabtu (7/6).
Abyadi juga mengingatkan agar pihak pengambil kebijakan tidak menempatkan figur bermasalah secara moral di posisi strategis, terutama di institusi pendidikan yang mengusung nama besar keagamaan seperti Al Washliyah.
“Jika benar terjadi, ini sangat memprihatinkan. Al Washliyah sebagai pemilik UNIVA Labuhanbatu wajib menyikapi ini dengan serius. Jika dibiarkan, kepercayaan masyarakat bisa luntur,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap mahasiswi yang bisa menjadi korban dalam situasi semacam ini. Evaluasi menyeluruh dianggap perlu apabila dugaan itu terbukti.
Aktivis: Pendidikan Dicoreng, Penyelidikan Diperlukan
Senada dengan Abyadi, aktivis Sumatera Utara, Armando Sitompul, menilai kasus ini telah mencoreng dunia pendidikan di Sumut, khususnya di Labuhanbatu.
“Lembaga pendidikan seharusnya menjadi benteng nilai-nilai luhur, bukan tempat lahirnya skandal,” tegasnya.
Armando mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan oleh pihak berwenang guna mengungkap kebenaran dugaan tersebut.
“Kami percaya Al Washliyah sebagai organisasi Islam besar akan mengambil langkah tegas. Ini saatnya dunia pendidikan kita bercermin dan berbenah,” ujar Armando.
Pihak Al Washliyah Sumut Bungkam
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pengurus Wilayah (PW) Al Washliyah Sumatera Utara belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi yang dilakukan Hastara.id kepada Ketua PW Al Washliyah Sumut, Dedi Iskandar Batubara, dan Sekretaris PW, Alimnur Nasution, sejak Selasa (3/6) tidak mendapat respons. Meski pesan WhatsApp yang dikirim terlihat sudah dibaca, keduanya belum memberikan pernyataan.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan dianggap sebagai ujian serius bagi dunia pendidikan tinggi di Sumatera Utara. Publik kini menanti langkah konkret dari pihak kampus maupun organisasi induk untuk menegakkan nilai dan integritas lembaga pendidikan.