UPDATE
The Vajra

Cegah Anemia Sejak Dini, Dosen dan Mahasiswa IKH Medan Edukasi Siswa SKM Marisi Konsumsi Tablet Tambah Darah

MEDAN (Langkatoday) - Dalam upaya menekan angka kejadian anemia pada remaja putri, tim dosen dan mahasiswa dari Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Edukasi untuk Meningkatkan Pengetahuan mengenai Anemia dengan Cara Konsumsi Tablet Tambah Darah” di Sekolah Kejuruan Marisi Medan, Kamis (17/7).

Kegiatan ini dipimpin oleh Bd. Winda Agustina, S.Tr.Keb., MKM selaku ketua tim, bersama para anggota: Bd. Hasanah Pratiwi Harahap, S.Tr.Keb., MKM, Bd. Dian Zuiatna, SST., M.Kes, serta mahasiswa Limse Niat Gea dan Ade Irma.

Dalam edukasinya, para narasumber menyampaikan bahwa anemia merupakan masalah gizi yang banyak menyerang remaja putri, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Remaja mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi karena perubahan fisik dan hormonal. Namun, pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan diet ekstrem demi bentuk tubuh ideal kerap menjadi pemicu utama anemia.

"Remaja putri membutuhkan asupan zat besi dua kali lipat saat masa pubertas, terutama ketika mulai menstruasi. Sayangnya, masih banyak yang kurang paham pentingnya konsumsi zat besi secara rutin," ujar Bd. Winda Agustina saat memberikan edukasi.

Anemia sendiri merupakan kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berada di bawah normal. Jika tidak ditangani, anemia bisa berdampak pada penurunan konsentrasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh, hingga masalah kesehatan reproduksi di masa mendatang.

Salah satu langkah konkret yang telah diambil pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri usia 12–18 tahun, yang telah digalakkan sejak 2016 melalui UKS/M sekolah menengah.

Pada kegiatan ini, para siswa tidak hanya mendapatkan materi edukasi tentang gejala, bahaya, dan pencegahan anemia, tetapi juga pemahaman penting tentang manfaat konsumsi TTD secara rutin satu tablet per minggu sepanjang tahun.

“Kegiatan ini menjadi bentuk nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana dosen tidak hanya mengajar di kelas, tapi juga hadir langsung di tengah masyarakat untuk memberi solusi atas masalah kesehatan yang nyata,” ujar Bd. Dian Zuiatna.

Edukasi semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan remaja putri dalam mengonsumsi TTD secara teratur, serta memperkuat peran sekolah dan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan anemia sejak dini.

Dengan program berkelanjutan seperti ini, generasi muda Indonesia diharapkan tumbuh lebih sehat, produktif, dan siap menghadapi masa depan tanpa dibayangi masalah kekurangan gizi.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar