Sejarah Klub Sepakbola Mercu Buana Medan, Sempat Ditakuti, Namun Tutup Karena Suap
![]() |
Koleksi Siswanto Edy Syahputra (Opa Moehses) yang juga pernah memperkuat Mercu Buana. |
MEDAN (Langkatoday) - Mercu Buana adalah klub peserta Galatama (Liga Sepakbola Utama) yang didirikan oleh Probosutedjo pada 1980.
Berkandang di Medan, dan menjadikan Stadion Teladan sebagai markasnya. Mercu Buana sempat juga diperkuat pemain top di era 1980-an, Bambang Nurdiansyah.
Klub menoreh prestasi ketika tampil perdana. Mereka mampu menduduki posisi tiga pada musim 1980-1981. Bahkan pada musim 1983-1984, Mercu Buana, berhasil masuk final namun kalah 0-1 di tangan Yanita Utama.
Namun prestasi klub ini merosot pada musim 1984-1985. Probo merasa kedisiplinan pemain Mercu Buana mulai tak beres. Berbagai kabar tak enak ia dapatkan seputar semangat pemainnya.
Buku Saya dan Mas Harto: Memoar Romantika Probosutedjo karya Alberthiene Endah menuliskan Probo menyaksikan pemandanagan tak lumrah ketika tim-nya merumput.
Penjaga gawang Mercu Buana bertindak seolah membiarkan bola masuk ke gawang. Probo mendapat informasi para pemain sudah terkena suap sehingga membiarkan diri kalah.
"Bukan main kecewanya saya. Klub Mercu Buana kemudian saya tutup. Tak ada pentingnya mengembangkan klub yang sudah dikotori oleh suap," kata Probo dalam buku itu.
Probo tak habis pikir dengan perilaku ini tapi ia mengambil hikmahnya. Mental bangsa sangat rentan. Ketidakpuasan selalu dilampiaskan ketika kekurangan dana dan fasilitas. Tetapi ketika semua sudah tercukupi kemalasan dan mental hidup seenaknya muncul. Keputusan ini menjadi akhir klub Mercu Buana.