Langkat, Tanah Kaya yang Dihabisi Korupsi

Oleh: Rahmatullah, S.E., M.SEI
Akademisi dan Praktisi Ekonomi Syariah
STABAT (Langkatoday) - Langkat bukan sekadar sebuah kabupaten di ujung utara Sumatera. Wilayah ini adalah saksi bisu lahirnya peradaban Melayu yang megah melalui Kesultanan Langkat, dan juga tanah di mana sejarah industri minyak bumi Indonesia pertama kali dimulai di Telaga Said, Kecamatan Sei Lepan.
Bayangkan, sebelum Indonesia mengenal Pertamina, sebelum dunia tahu minyak sebagai komoditas vital dalam geopolitik modern, Langkat sudah lebih dulu melahirkan sumur minyak pertama di Nusantara.
Tahun 1885, Aeliko Janszoon Zijlker, seorang Belanda yang awalnya hanya ahli tembakau, berhasil mengebor sumur Telaga Tunggal I. Dari tanah Langkat, minyak menyembur deras menjadi tonggak lahirnya industri perminyakan nasional.
Namun, lebih dari seratus tahun setelah peristiwa besar itu, Langkat hari ini justru menyimpan ironi yang menyayat hati. Di tengah sejarah kebesaran itu, kita sekarang menyaksikan daerah ini tergilas oleh kerakusan dan korupsi. Mulai dari penggelapan dana beasiswa, pemotongan honor pegawai, hingga aroma busuk korupsi dalam proyek-proyek pembangunan, semua seperti menunjukkan bahwa Langkat sedang “sakit”.
Hebatnya, penyakit ini bukan hanya ada di puncak, tapi menjalar dari bawah hingga ke atas. Oknum kecil hingga pejabat tinggi seolah berlomba-lomba menyedot kekayaan negeri ini, seperti bagaimana dahulu minyak disedot dari perut bumi Langkat. Tapi bedanya, yang disedot sekarang adalah dana rakyat, bukan untuk kemakmuran bersama, melainkan untuk memperkaya diri dan kelompok.
Langkat punya modal sejarah yang luar biasa. Ia seharusnya jadi pusat kajian perminyakan nasional, menjadi ikon sejarah Melayu, dan menjadi daerah yang makmur karena limpahan kekayaan alam dan budayanya. Tapi bagaimana bisa semua itu terwujud jika pondasi moralnya keropos?
Negara yang kuat lahir dari masyarakat yang jujur dan pemimpin yang amanah. Tapi jika semua ikut mencuri, lalu siapa yang membangun?
Kita harus mulai jujur: negeri ini tidak akan pernah maju jika korupsi terus dibiarkan. Sudah terlalu lama kita melihat rakyat kecil menderita, sementara para pejabat dan oknum menikmati fasilitas dari uang rakyat tanpa rasa malu. Langkat, dan Indonesia secara umum, sedang butuh revolusi mental, bukan sekadar seremonial slogan di banner pemerintah.
Sudah waktunya Langkat bangkit, kembalikan semangat kejayaan seperti saat semburan pertama minyak itu ditemukan. Tapi kali ini, bukan semburan emas hitam yang kita butuhkan, melainkan semburan kejujuran, integritas, dan keberanian melawan korupsi. Hanya dengan itu, sejarah besar Langkat tak akan terkubur oleh aib masa kini.